Kaget, Senang, dan Bangga! Kisah Syaida, Mahasiswi Teknik Kimia yang "Diculik" PT PIM untuk Bikin Model Proses
Lhokseseumawe - Siapa sangka, rutinitas Kerja Praktek (KP) yang biasa-biasa saja bisa berubah jadi petualangan industri yang tak terlupakan? Itu yang dialami Syaidatul Almira, mahasiswi Teknik Kimia Unimal angkatan 2021, asal Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.
Saat pertama menginjakkan kaki di PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) untuk KP, Syaida hanya berharap bisa menyelesaikan tugas wajibnya. Tapi, ceritanya berubah total.
"Saya sempat deg-degan saat dipanggil. Saya kira ada kesalahan atau saya disuruh pulang," kenang Syaida sambil tertawa kecil. "Ternyata, saya malah ditawari perpanjangan KP satu bulan! Rasanya kaget, senang, dan bangga jadi satu."
Dari Ruang Lab Sempit ke Pabrik Skala Raksasa
Perpanjangan ini diberikan bukan karena Syaida pandai membuat kopi, melainkan karena keahliannya di bidang yang cukup spesifik: pembuatan model proses. Ia dinilai sangat berkontribusi dalam tim PIM yang sedang mengembangkan model simulasi untuk salah satu unit utama pabrik.
"Kalau dipikir-pikir, ini gila. Dulu di Lab Komputasi Model di kampus, saya cuma berkutat dengan laptop dan simulasi fiktif. Sekarang, saya dihadapkan pada data asli pabrik, pipa-pipa besar, dan mesin yang menghasilkan jutaan ton pupuk," ujar Syaida.
Latar belakangnya sebagai Asisten Lab Komputasi di Teknik Kimia Unimal dan keaktifannya mewakili kampus dalam berbagai lomba ternyata menjadi modal yang sangat berharga.
"Semua lembur di lab, semua kekalahan di lomba yang bikin kita belajar dari nol lagi... ternyata itu persiapan saya. Saat saya harus memecahkan masalah dengan data dari PIM, naluri problem-solving dari lomba-lomba itu langsung muncul," jelasnya penuh semangat.
Pelajaran Penting: Ilmu di Kampus Itu Nyata
Mendapat kesempatan bekerja langsung di bawah bimbingan insinyur senior PIM dalam proyek pemodelan, Syaida merasa pandangannya tentang kuliah berubah total.
"Dulu, saya anggap mata kuliah Termodinamika atau Perancangan Proses itu menyebalkan dan penuh rumus yang tak ada gunanya. Di sini, saya baru sadar, semua rumus itu adalah bahasa industri. Berkat pemodelan ini, saya bisa melihat bagaimana teori yang saya pelajari tiga tahun ini benar-benar diterapkan untuk mengoptimalkan efisiensi pabrik dan menghemat biaya operasional," kata Syaida.
Ia berharap kisahnya bisa menyuntikkan semangat kepada teman-teman seangkatannya yang mungkin merasa jenuh dengan teori.
"Jangan pernah remehkan aktivitas di kampus, entah itu jadi asisten lab, ikut lomba, atau sekadar berorganisasi. Semua itu membentuk mental kita jadi insinyur yang siap. Saya bangga sekali Unimal, khususnya Teknik Kimia, sudah membekali saya hingga PT PIM percaya dan 'menculik' saya lebih lama di sini," tutup Syaida dengan senyum lebar, siap menjalani sisa perpanjangan KP-nya dengan energi baru.
