Laboratorium Rekayasa Material

Image

Laboratorium Rekayasa Material

Laboratorium Rekayasa Material merupakan unit riset dan pendidikan yang berfokus pada studi karakteristik, uji mutu, dan analisis kinerja berbagai material teknik. Dengan fasilitas alat modern dan lengkap, laboratorium ini mendukung pengembangan ilmu material serta aplikasi di bidang industri, manufaktur, dan teknologi.

Laboratorium ini dilengkapi dengan peralatan utama seperti Metallography Test untuk pengamatan struktur mikro material; Universal Hardness Test untuk evaluasi kekerasan material; Fatique Test untuk analisis ketahanan lelah; Furnace sebagai alat perlakuan panas dan proses termal; Jominy Test untuk penilaian kekerasan dan daya hartaan material; serta Universal Testing Machine yang mampu melakukan berbagai uji mekanik seperti tarik, tekan, dan lentur.

Dengan alat-alat tersebut, laboratorium mampu menunjang kebutuhan analisa material mulai dari skala mikro hingga pengujian kinerja makro, mendukung riset inovatif dan pengembangan produk baru pada disiplin teknik material maupun rekayasa industri. Lingkungan laboratorium disiapkan untuk pembelajaran, penelitian, dan kolaborasi multidisiplin, menjadikan Laboratorium Rekayasa Material sebagai pusat unggulan penelitian dan pengujian kualitas material di institusi ini.

Image

Metallography Test

Metallography Test adalah proses pengujian dan analisis struktur mikro material logam dan paduan logam menggunakan mikroskop optik atau mikroskop elektron. Pengujian ini bertujuan mengamati karakteristik internal material yang mempengaruhi sifat mekanik seperti kekerasan, kekuatan, keuletan, dan ketahanan aus.

Tahapan Pengujian Metallography

  1. Preparasi Sampel:

    • Pemotongan sampel bahan dengan mesin khusus agar permukaan tidak rusak.

    • Mounting yaitu penanaman sampel ke resin agar mudah dipegang dan diproses lebih lanjut.

    • Grinding (pengamplasan) secara berulang dengan kertas amplas dari kasar sampai halus untuk meratakan permukaan.

    • Polishing menggunakan bahan khusus agar permukaan halus dan bebas goresan.

  2. Etching (Pengikisan Kimia):

    • Sampel direndam atau dicelupkan ke larutan etsa seperti nital (campuran asam nitric dan alkohol) untuk menonjolkan struktur mikro dengan reaktivitas berbeda.

    • Etching membuat batas butir dan fasa jelas tampak pada mikroskop.

  3. Pengamatan Mikroskopis:

    • Pengamatan dengan mikroskop metalografi optik pada pembesaran 100x hingga 2000x.

    • Analisis struktur butir, fasa, cacat mikro seperti retak atau porositas.

  4. Interpretasi dan Pelaporan:

    • Mengaitkan struktur mikro dengan sifat mekanik dan kinerja material.

    • Menentukan apakah material sesuai standar atau perlu perlakuan tambahan.

Manfaat metallography test

  • Menjamin kualitas dan keandalan material.

  • Mendeteksi cacat mikro yang dapat menyebabkan kegagalan material.

  • Membantu memahami dampak proses perlakuan panas dan manufaktur.

  • Digunakan untuk riset pengembangan material baru.

Peralatan yang Dipakai

  • Mesin potong spesimen.

  • Mesin mounting dan resin.

  • Mesin grinding dan polishing.

  • Larutan etsa kimia (nital, picral, dll).

  • Mikroskop metalografi optik atau elektron.

Image

Universal Hardness Tester

Universal Hardness Test adalah metode pengujian kekerasan material yang memanfaatkan satu alat untuk melakukan berbagai tipe pengujian kekerasan seperti Brinell, Rockwell, Vickers, maupun Knoop, sehingga dapat menguji logam, paduan, plastik, dan material lain secara efisien dalam satu perangkat.

Prinsip Kerja Universal Hardness Test

  • Inti dari pengujian kekerasan adalah menekan permukaan sampel dengan indenter yang lebih keras, menggunakan gaya tertentu dan selama waktu tertentu.

  • Bekas lekukan (indentasi) yang terbentuk diukur: pada Brinell diukur diameter indentasi, pada Vickers diagonal indentasi, dan pada Rockwell kedalaman indentasi.

  • Nilai kekerasan dihitung berdasarkan hubungan antara gaya tekan dan dimensi indentasi.

Metode Pengujian Kekerasan Utama

  1. Brinell Hardness Test

    • Indenter bola baja atau tungsten karbida diameter 1–10 mm ditekan pada permukaan dengan beban tertentu.

    • Diukur diameter lekukan untuk menentukan nilai kekerasan Brinell (BHN).

    • Umumnya digunakan untuk logam berstruktur kasar/tebal.

  2. Rockwell Hardness Test

    • Indenter bola baja atau kerucut berlian ditekan ke material.

    • Mesin secara otomatis mengukur kedalaman indentasi dan menampilkan nilai kekerasan pada skala Rockwell (HR).

    • Lebih cepat dan digunakan untuk logam keras maupun lunak.

  3. Vickers Hardness Test

    • Indenter berbentuk piramida berlian dengan sudut 136°.

    • Beban dikenakan, lalu diagonal indentasi diukur secara mikroskopis.

    • Cocok untuk logam tipis dan keras.

Fungsi dan Keunggulan Universal Hardness Tester

  • Mendukung berbagai metode pengujian tanpa mengganti alat—cukup mengganti indenter dan beban.

  • Efisien dalam pengujian kualitas material secara komprehensif (permukaan dan struktur internal).

  • Dapat digunakan untuk quality control, evaluasi pengaruh perlakuan panas/dingin, dan riset material baru.

  • Hasil pengujian dapat langsung diproses digital, cocok untuk pelaporan laboratorium modern.

Universal Hardness Test sangat penting dalam laboratorium rekayasa material untuk penentuan karakteristik mekanik material, terutama dalam penjaminan mutu produk, riset, serta studi reaksi material terhadap perlakuan termal dan mekanik.

Program Studi Teknik Kimia

Jalan Batam No. 2
Komplek Kampus Unimal Bukit Indah
Desa Blang Pulo, Kecamatan Muara Satu
Kota Lhokseumawe, Indonesia.

Telp : +62.645.41373
Fax : +62.645.44450

teknik-kimia@unimal.ac.id

Statistik Pengunjung

Indonesia 86.5% Indonesia
United States of America 7.6% United States of America

Total:

26

Countries
003722
Today: 4
This Week: 242
This Month: 872
This Year: 2,709

Civitas Akademika

Link Literasi